Panjang Mulud: Tradisi Meriah Menyambut Kelahiran Nabi

 

lidikbanten.com – Panjang Mulud merupakan tradisi unik yang berkembang di Provinsi Banten sebagai bentuk perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi ini telah ada sejak masa Kesultanan Banten, bahkan sebelum masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1672 M). Panjang Mulud bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah wujud penghormatan dan kecintaan masyarakat Banten kepada Nabi Muhammad SAW, yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan dan tradisi yang meriah.

Panjang Mulud: Tradisi Meriah Menyambut Kelahiran Nabi di Banten
Allegra
16 September 2024, 20:40 WIB
Panjang Mulud: Tradisi Meriah Menyambut Kelahiran Nabi di Banten
Panjang Mulud: Tradisi Meriah Menyambut Kelahiran Nabi di Banten /ilustrasi/Malanghits.com /
Malanghits.com – Panjang Mulud merupakan tradisi unik yang berkembang di Provinsi Banten sebagai bentuk perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi ini telah ada sejak masa Kesultanan Banten, bahkan sebelum masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1672 M). Panjang Mulud bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah wujud penghormatan dan kecintaan masyarakat Banten kepada Nabi Muhammad SAW, yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan dan tradisi yang meriah.

Baca Juga: Sejarah Kursi Roda: Dari Alat Bantu Sederhana hingga Teknologi Canggih

Asal Usul dan Makna

Tradisi Panjang Mulud di Banten dapat diartikan sebagai prosesi mengarak atau mempertontonkan benda-benda yang dihias pada saat perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW. “Panjang” merujuk pada benda-benda yang diarak, sedangkan “Mulud” merujuk pada bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Di Banten, Panjang Mulud dianggap sebagai hari raya ketiga setelah Idul Fitri dan Idul Adha. Perayaan ini menjadi momen penting bagi masyarakat Banten untuk mempererat tali silaturahmi, meningkatkan keimanan, dan mengenang kembali sejarah dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga:  Kejaksaan Agung Tangkap Ronald Tannur, Buktikan Hukum Tak Pandang Bulu

Rangkaian Acara Panjang Mulud

Perayaan Panjang Mulud di Banten biasanya diawali dengan musyawarah desa untuk membentuk panitia pelaksanaan, menentukan waktu dan tempat, serta besarnya anggaran.

Rangkaian acara Panjang Mulud umumnya meliputi:

Ceramah Maulid: Ceramah tentang sejarah Nabi Muhammad SAW, sifat-sifat terpujinya, dan hikmah dari kelahirannya menjadi bagian penting dari perayaan Panjang Mulud.

Ceramah ini biasanya diadakan di masjid atau tempat umum lainnya, dan dihadiri oleh masyarakat dari berbagai lapisan.

– Ngeriung: “Ngeriung” berarti berkumpul bersama untuk makan bersama. Acara ini menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat rasa persaudaraan antar warga.

– Ngarak Panjang Mulud: Ini merupakan puncak dari perayaan Panjang Mulud.

Panjang Mulud berupa benda-benda yang dihias dengan berbagai bentuk, seperti perahu, pesawat, mobil, rumah, dan lain sebagainya, diarak mengelilingi kampung, kota, dan kabupaten setempat.

Arak-arakan ini diiringi dengan musik tradisional, lantunan sholawat, dan berbagai pertunjukan seni.

Tradisi Ngeropok

Salah satu tradisi unik yang berkembang dalam perayaan Panjang Mulud adalah “ngeropok”.

Tradisi ini merupakan bentuk permainan tradisional yang melibatkan pelemparan kupon atau kertas berisi nomor ke dalam wadah yang berisi hadiah.

Hadiah yang disediakan biasanya berupa makanan, minuman, atau barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Tradisi ngeropok ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, terutama anak-anak, dan menambah kemeriahan perayaan Panjang Mulud.

Makna dan Nilai Budaya

Panjang Mulud di Banten memiliki makna dan nilai budaya yang penting, antara lain:

– Meningkatkan Keimanan: Perayaan Panjang Mulud menjadi momen bagi masyarakat untuk merenungkan kembali ajaran Nabi Muhammad SAW dan meningkatkan keimanan mereka.

– Mempererat Tali Silaturahmi: Rangkaian acara Panjang Mulud, seperti ngeriung dan ngarak, menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.

Baca Juga:  Pembongkaran Pagar Laut di Tangerang Kembali Dilanjutkan, Capai 24,9 KM

– Melestarikan Budaya Lokal: Panjang Mulud merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya lokal Banten yang telah diwariskan turun-temurun. Tradisi ini menjadi bukti akulturasi budaya Islam dengan budaya lokal Banten.

– Mempersatukan Masyarakat: Panjang Mulud menjadi momen bagi masyarakat untuk bersatu dan merayakan hari besar Islam bersama-sama.

Perkembangan Panjang Mulud

Panjang Mulud di Banten mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Dahulu, perayaan ini dilakukan dengan sangat meriah, terutama pada masa Kesultanan Banten.

Namun, setelah masa Kesultanan berakhir, perayaan Panjang Mulud tidak lagi semeriah sebelumnya.

Pada masa pendudukan Jepang, perayaan ini sempat terhenti, namun kemudian dihidupkan kembali setelah kemerdekaan Indonesia.

Saat ini, perayaan Panjang Mulud di Banten masih terus dilakukan, meskipun dengan skala yang lebih kecil dibandingkan dengan masa lalu.

Perayaan ini tetap menjadi momen penting bagi masyarakat Banten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dan merayakan hari besar Islam. (net)