Kekerasan di Masyarakat: Kegagalan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Menanamkan Nilai Perdamaian?

Oleh: Tasfia Rahil Suherman

Mahasiswa UNPAM Serang Fakultas Ilmu Hukum 

OPINI – Kasus kekerasan di Indonesia sudah tidak terhitung jumlahnya, baik di lingkungan masyarakat maupun di pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi. Saya pribadi merasa bingung karena banyak yang menyalahkan peran pendidikan kewarganegaraan.

Memang benar bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter masyarakat, terutama di bidang pendidikan. Namun, menurut saya, saya kurang setuju jika kegagalan ini sepenuhnya disebabkan oleh sistem pendidikan di Indonesia. Kegagalan ini lebih disebabkan oleh karakter masyarakat daripada sistem pendidikan itu sendiri, yang dapat timbul akibat lingkungan pergaulan yang tidak sehat.

Menurut saya, pendidikan kewarganegaraan di sekolah seharusnya berfungsi sebagai pendukung, bukan pengganti peran orang tua. Selain itu, penggunaan media sosial juga memiliki pengaruh besar. Tayangan televisi dan konten media sosial yang penuh dengan kekerasan dan ujaran kebencian, secara tidak langsung menormalisasi kekerasan. Di sisi lain, hukum di Indonesia juga terkadang melemah, karena hukuman yang diberikan kepada para pelaku seringkali tidak sebanding dengan perbuatan mereka. Hal ini menyebabkan pelaku merasa tidak ada efek jera dan terus mengulangi perbuatannya.

Contoh terbaru adalah kasus penganiayaan terhadap David Ozora yang viral, yang menunjukkan bahwa kekerasan bisa terjadi di mana saja dan dilakukan oleh siapa saja. Belum lagi kasus-kasus kekerasan berbasis agama dan ras, yang menunjukkan lemahnya persatuan dan kesatuan di masyarakat.

Namun, saya juga melihat bahwa pendidikan kewarganegaraan seringkali diajarkan secara teori dan kurang mengaitkan dengan kehidupan nyata. Nilai-nilai yang diajarkan mungkin hanya dihafal tanpa dipahami atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya setuju jika pembekalan budi pekerti dan pendidikan kewarganegaraan perlu diperkuat agar dapat menciptakan generasi Indonesia yang lebih baik. Penguatan hukuman yang setimpal juga penting agar pelaku merasa jera. Selain itu, saya mendukung agar masyarakat dapat berkoordinasi dengan pihak-pihak atau lembaga yang berwenang, lembaga keagamaan, serta lembaga psikologi, dan menyediakan papan layanan pengaduan, guna mencegah terjadinya kasus kekerasan yang berkelanjutan di Indonesia.

Baca Juga:  Kementrans Siapkan Tenaga Kerja Dukung Kemandirian Pangan Bersama Kementan