Penulis: Syavika Febriani
Mahasiswi Ilmu Hukum UNPAM PSDKU Serang
Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, bukan sekadar simbol atau rangkaian kata-kata indah. Pancasila adalah pedoman hidup yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar cita-cita bangsa dapat terwujud. Namun, realitanya, implementasi nilai-nilai Pancasila sering kali masih jauh dari harapan. Kita kerap menyaksikan praktik-praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila tersebut.
Salah satu contoh nyata adalah masih tingginya angka korupsi di berbagai sektor. Hal ini menunjukkan lemahnya penerapan nilai keadilan (sila kelima). Ketamakan dan kepentingan pribadi sering kali mengalahkan kepentingan umum, sehingga mengakibatkan kerugian besar bagi negara dan rakyat.
Di sisi lain, terdapat juga upaya-upaya positif dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Banyak individu dan kelompok masyarakat yang aktif berkontribusi dalam membangun bangsa, mencerminkan semangat gotong royong (sila ketiga). Contohnya, relawan bencana yang menunjukkan kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. Begitu pula para pelestari lingkungan yang berupaya menjaga kelestarian alam, mencerminkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup (Sila kedua).
Namun, upaya-upaya positif tersebut masih belum cukup. Implementasi nilai-nilai Pancasila membutuhkan komitmen dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga individu. Pendidikan karakter sejak dini sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri generasi muda. Selain itu, penegakan hukum yang tegas dan konsisten diperlukan untuk memberikan efek jera kepada mereka yang melanggar nilai-nilai Pancasila.
Melalui kerja sama dan komitmen bersama, Pancasila dapat benar-benar menjadi pedoman hidup bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga cita-cita bangsa yang adil, makmur, dan beradab dapat terwujud.